"Korean Martial Art and Modern Combat Sport Practices All Over the World!!!"

02 September 2010

Berharap Bisa Transfer Ilmu Rencana TI Kaltim Rekrut Pelatih Korsel

Rabu, 1 September 2010
Sumber : Samarinda Pos

SAMARINDA. Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim merekrut pelatih asal Korea Selatan (Korsel) untuk mempertahankan gelar juara umum di PON. Nantinya akan ada 2 pelatih menangani tim Kaltim, 1 pelatih untuk tim senior dan 1 untuk junior.
Ketua Binpres Pengprov TI Kaltim Alfons T Lung kepada harian ini mengatakan, pelatih tim senior akan memulai tugasnya pada 2010 sebagai persiapan taekwondo Kaltim menuju pra kualifikasi PON dan PON XVIII/2012 di Riau. "Sementara untuk pelatih tim junior mulai bertugas pada 2011," ujar Alfons.
Kaltim dibantu mantan pelatih taekwondo Indonesia, Oh Ill Nam, untuk mencari pelatih berkualitas di Negeri Ginseng tersebut. TI Kaltim, lanjut Alfons, nantinya akan disodori tiga nama namun hanya dua pelatih yang dipilih. "Kami sudah serahkan kriteria pelatih yang diinginkan. Nantinya Oh Ill Nam itu yang akan menghubungkan dengan pihak di Korea," imbuhnya.
Disebutkannya, kedua pelatih itu dikontrak hingga PON Riau usai. Namun tugas pelatih asing itu hanya mendampingi atlet ketika bertanding. Sementara pelatih kepala tetap dipegang pelatih asal Kaltim. Sementara program latihan dirumuskan bersama-sama dengan pelatih lokal.
"Tugas pelatih asing hanya mendampingi. Ketika bertanding tetap pelatih kepala yang turun," tukasnya.
Alfons menjelaskan, ada satu misi yang ingin diraih TI Kaltim dengan mendatangkan pelatih asing. Yaitu adanya transfer ilmu tentang metode kepelatihan dari pelatih Korsel ke pelatih lokal. Sehingga ketika pelatih Korsel tersebut kembali ke negara asalnya, TI Kaltim tak ketergantungan.
"Paling penting itu kan transfer ilmunya. Kalau mereka jadi pelatih kepala juga ada kendala, misalnya, waktu yang mepet serta kendala komunikasi dengan pelatih lainnya dan atlet," tandas mantan taekwondoin nasional ini.
Ditambahkannya, dengan raihan 3 keping emas pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Malang, Jatim, menunjukkan persaingan di taekwondo nasional kian ketat. Faktanya Kaltim bukan satu-satunya daerah yang menggunakan pelatih asal Korsel. Daerah lain seperti Aceh yang memulai lagi pemusatan latihan pasca tsunami 2004, juga menggunakan pelatih Korsel.
"Bahkan Jateng rencananya akan mengirimkan atletnya latihan di Korea selama satu bulan. Kita juga sebenarnya akan seperti itu," jelas Alfons lagi.
Keputusan menggunakan dua pelatih sekaligus juga bukannya tanpa alasan. TI Kaltim ingin memperpendek kesenjangan kualitas antara taekwondoin senior dan junior. "Gap antara senior dan junior sekarang ini agak jauh. Karena itu selama ini kita masih mengandalkan atlet eks PON. Dengan adanya pelatih asing, mudah-mudahan perbedaan kualitas tidak terlalu jauh," pungkasnya. (nin)