"Korean Martial Art and Modern Combat Sport Practices All Over the World!!!"

17 September 2012

Eka Bayar Kepercayaan

Eka Bayar Kepercayaan PEKANBARU- Tidak salah jika Eka Sahara jadi andalan taekwondo Kaltim merebut medali emas di PON XVIII/Riau 2012. Tampil moncer dengan raihan perak di SEA Games 2011, Eka dipercaya memimpin taekwondo Kaltiim di Pekanbaru. Turun di kelas over putri (heavy 73 kg), Eka berhasil mengandaskan perlawanan Amalian Kurniasih Palupi asal Riau di final yang berlangsung di GOR Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Sabtu (15/9) kemarin. Sayang, dua rekannya, Siti Mahmudah dan Gregorius gagal mengikuti jejak Eka setelah terdepak di babak pertama. Siti yang turun di kelas fin putri (under 46 kg) ditaklukan Fransisca Valentina asal Jateng. Sedangkan Gregorius dibuat tak berdaya oleh taekwondoin asal DKI Jakarta Fandy Desta pada kelas light putra (under 74 kg). Untuk sementara, taekwondo menyumbang dua medali emas. Minggu (16/9) hari ini, taekwondo Kaltim akan menurunkan Teguh Prakoso di kelas welter putra (under 80 kg) serta Yuni Ardini di kelas bantam putri (under 53 kg).(er/is)

Seumur Hidup untuk Taekwondo

Seumur Hidup untuk Taekwondo NAMA S Alfons Lung Tekwan menjadi buah bibir ketika pria asli Kalimantan Timur (Kaltim) ini menyabet perak di kelas bantam pada laga Asian Games XII di Hiroshima, Jepang. Namanya pun tercatat di Museum Rekor Taekwondo Indonesia (Murti) sebagai orang Indonesia pertama peraih medali perak di kelas bantam Asian Games. Kini, setelah pensiun menjadi atlet, ia menjadi tokoh penyusun strategi untuk mengembangkan bela diri asal Negeri Gingseng, Korea Selatan. Kesibukan Alfons memaksa media ini menggunakan jalur telepon seluler untuk berkomunikasi. Pria yang lahir di Kutai Barat, 26 Desember 1973 ini sedang menjalankan tugasnya sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Pekanbaru, Riau. “Sambil makan, ya?” ucapnya saat wawancara dengan Kaltim Post. Alfons bercerita bagaimana perjuangannya dulu ketika masih menjadi atlet. Saat masih anak-anak, dirinya dikenalkan dengan olahraga keras ini oleh teman. Dirinya masih kelas lima SD saat itu. Selain mengasah otak selama jam pelajaran, mental dan fisiknya ikut dibentuk dari Taekwondo. Meski keras, Alfons menganggap belajar ilmu bela diri pasti akan berguna. Terutama baginya yang berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. “Ayah saya seorang guru. Sedangkan ibu hanya ibu rumah tangga. Sedangkan kami keluarga besar dengan enam bersaudara. Jadi saat itu tak ada keberanian untuk bercita-cita. Lantas saya diajak teman. Saya melihat Taekwondo, meski olahraga keras, tapi seksi,” ucap lulusan Institut Theologia Mahkota Zion International Jakarta 2008 ini. Semula, pada umur tujuh tahun, ayah Alfons, YH Tekwan Imang pindah tugas mengajar di SD Katolik 1 WR Soepratman Samarinda, dimana Alfons lantas melanjutkan pendidikannya. “Umar Bakrie” itu pun memboyong keluarga hijrah ke Samarinda. Berkat belajar Taekwondo, dirinya mampu menghindari perilaku negatif dari lingkungan sekitar. Maklum, dirinya menyebut saat itu tinggal di “Texas”nya Samarinda. Pergaulannya pun berada di lingkungan anak-anak putus sekolah dan buruh pengangkut pasir. “Orang tua mendukung saya belajar Taekwondo. Yang terpenting bisa membuat saya melakukan kegiatan positif. Daripada berkeliaran di jalan. Taekwondo ini yang menyelamatkan saya dari pengaruh buruk lingkungan,” tutur bapak dua anak ini. Olahraga yang dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai “seni tangan dan kaki” atau “jalan” atau “cara kaki dan kepalan” ini ditekuninya hingga masuk ke jenjang SMA. Hasil latihannya bertahun-tahun pun dilirik oleh kepengurusan Taekwondo. Hingga ketika baru menjalani satu semester di SMA 5 Samarinda, dia dikirim menjalani pemusatan latihan di Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan, Jakarta. Peluangnya semakin terbuka untuk menjadi atlet profesional. Saat itu di 1989, ia lulus mengikuti Pra-PON dan dikirim sebagai perwakilan Kaltim di PON XIII Jakarta. Hasil perjuangannya berbuah manis. Dirinya menyabet medali perak. Nama Kaltim yang sebelumnya tak bersinar, mampu mensejajarkan diri lewat Taekwondo. “Saat itu senang sekali. Apalagi membawa nama Kaltim menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya,” katanya. Meski dukungan keluarga diungkapkannya tidak sampai berada di tengah pertandingan. “Banyak anak yang diurus. Yang terpenting bagi mereka (orang tua), saya mampu untuk berprestasi,” tambah Alfons. Dari enam saudaranya, hanya Alfons yang menjadi atlet. Kariernya sebagai atlet pun semakin bersinar. Dari lima PON yang pernah diikutinya, empat kali dia mendapat medali perak. “Saya jadi spesialis medali perak,” kekehnya. Kemudian puncaknya ketika 1994 di Asian Games, bendera Indonesia mampu berkibar lewat tendangan dan pukulan anak ketiga dari enam bersaudara ini. Ayah dari Sheila Alvira dan Timotius Gean ini lantas memutuskan pensiun menjadi atlet nasional di 2001. Dirinya ingin ada regenerasi baru yang bisa membawa Kaltim meraih prestasi lebih tinggi. Ia pun memtuskan menjadi pelatih Taekwondo. Meski sudah tidak menjadi atlet lagi, Alfons mengatakan jika Taekwondo tak bisa lepas dari kehidupannya. “Banyak teman yang saya dapat dari Taekwondo. Habitat saya dan pasangan hidup pun saya temukan di sini,” ujar suami Eny Pangestuningsih ini. Ada aturan dan filosofi bagi kami yang terjun di dunia Taekwondo. Yakni mengajarkan, membimbing, dan membina generasi selanjutnya. “Dan hasilnya, Taekwondo Kaltim kini berkembang pesat dan prestasinya melampaui generasi saya dulunya,” kata pria yang memakai sabuk hitam saat kelas satu SMA ini. Kini darah atletnya menurun ke anaknya, Sheila Alvira. Kini putrinya itu merintis karier menjadi atlet junior di Sekolah Khusus Atlet Indonesia (SKOI) Kaltim di cabang yang sama, Taekwondo. (*/rdh/wan)

15 September 2012

PON Riau PBTI Gunakan PSS dalam Pertandingan

PON Riau

PBTI Gunakan PSS dalam Pertandingan PEKANBARU, KOMPAS.com -- Pengurus Besar Takwondo Indonesia (PBTI) membuat terobosan dengan menggunakan Protector Score System (PSS) dalam pertandingan PON XVIII Riau. PSS yang digunakan pada nomor Kyorugi ini mampu memberikan hasil penilaian yang akurat, obyektif, sekaligus menghilangkan keraguan dari kontingen yang menyaksikan atletnya bertanding. PSS ini berbentuk chip yang dilekatkan pada body protector (pelindung tubuh) yang dikenakan atlet. Dan, PSS ini untuk pertama kalinya dipakai dalam ajang PON. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBTI, Dasantyo Prihadi mengatakan, dengan PSS ini taekwondo menjadi olahraga yang jauh lebih terukur dan obyektif. Unsur subyektifitas dalam penilaian pertandingan dapat ditekan secara maksimal. Azas fairness sangat dijunjung tinggi, karena sebelum pertandingan, setiap unit PSS yang terpasang di badan atlet, dites secara terbuka. Bahkan, penonton pun turut menyaksikannya. "Sistem penilaian ini semacam ini amat dibutuhkan untuk atlet dan pelatih sebagai cara yang obyektif dalam memberi penilaian. Selain juga mutlak harus dikuasai dan dipahami oleh wasit dalam memimpin pertandingan. Terlebih pada atlet yang bertanding itu," kata Dasantyo. Ketua Pengda PBTI Sumatera Utara, Meher Banshah mengatakan, PSS terbukti telah mendorong terciptanya pertandingan yang fair dan obyektif. Ia juga sangat puas dengan pencapaian prestasi atletnya pada pertandingan pertama ini. "Dengan digunakannya alat ini, kami sangat puas. Pertandingan taekwondo saat ini menjadi jauh lebih baik. Khusus untuk Sumut, kami akan segera menerapkan penggunaan alat ini," ujarnya. Editor : Nasru Alam Aziz

12 September 2012

DPRD Kaltim Ikut Pompa Semangat Atlet PON XVIII

DPRD Kaltim Ikut Pompa Semangat Atlet PON XVIII Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Ketua DPRD Kaltim, HM Mukmin Faisyal HP, bersama istrinya, Ny Hj Sarminah hadir di Pekanbaru, Riau untuk ikut memompa semangat atlet-atlet "Benua Etam" yang bertanding di ajang PON XVIII-2012. Kedatangan mereka di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Senin (10/9), bersama Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak dan istri, Ny Hj Amelia Suharni Faroek serta Kajati Kaltim, Muhammad Salim, disambut Pengurus Besar (PB) PON XVIII dengan pengalungan bunga dan upacara adat Melayu. "Saya bersama sejumlah teman-teman anggota DPRD Kaltim lainnya sengaja datang di Riau untuk menyemangati atlet-atlet PON XVIII Kaltim, selain sebagai Ketua DPRD, saya juga mendapat undangan menghadiri upacapa pembukaan PON XVIII. Kita semua tentu sangat berharap Kaltim tetap mampu mempertahankan peringkat tiga besar, walaupun itu tidak mudah," kata Mukmin Faisyal usai disambut atraksi pencak silat dan prosesi adat sekapur sirih. Selama berada di Pekanbaru, Riau, Mukmin Faisyal, Gubernur Awang Faroek Ishak dan rombongan mengadakan pertemuan dengan Ketua Kontingen PON XVIII Kaltim, H Harbiansyah Hanafiah beserta jajarannya di posko Balai Latihan Kehutanan Riau di Jalan HR Soebrantas. Selain itu juga mengunjungi venus-venus tempat atlet Kaltim bertanding. Sedangkan Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Hadi Mulyadi sempat memberikan semangat kepada atlet-atlet gulat PON XVIII Kaltim. Ketua Fraksi Golkar, HM Syahrun HS, yang juga Ketua Umum Pengprov Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kaltim mendampingi atletnya bertanding di Kuansing. Begitu pula Sekretaris Fraksi Golkar, H Suwandi, yang menjabat Ketua Umum Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kaltim juga menemani atletnya bertanding di Pekanbaru. "Alhamdulillah senam menyumbangkan medali perak bagi kontingen Kaltim," kata Wakil Ketua Komisi IV yang juga Ketua Umum Pengprov Senam (Persani) Kaltim, Hj Encik Widyani, usai mendampingi atletnya bertanding di Pekanbaru. Sejumlah anggota DPRD Kaltim yang menjadi Ketua Umum Pengprov cabang olahraga (Cabor), seperti Andi Harun (taekwondo), M Adam (tarung drajat), Mudiyat Noor (atletik), Sudarno (panjat tebing), Dahri Yasin (selam), Rusman Ya’qub (boling) dan lainnya juga hadir memberi semangat atletnya masing-masing. Terlihat juga Ketua Komisi IV, H Ahmad Abdullah, anggota Komisi II, Abdurahman Alhasni, anggota Komisi IV, Lelyanti Ilyas, Masitah dan Puji Astuti serta anggota Komisi III, Hj Kasriyah. Pada PON XVII-2008 silam, Kaltim yang mengirimkan 1.020 atlet dan 404 ofisial untuk mengikuti 43 cabang olahraga sukses meraih peringkat tiga besar, dengan menyabet 116 medali emas, 111 perak dan 115 perunggu. "Tak mudah mempertahankan peringkat tiga besar, tapi dengan dukungan semangat para anggota Dewan dan doa seluruh rakyat Kaltim, semoga perjuangan para atlet dan pelatih memperoleh hasil maksimal," kata Mukmin Faisyal. (Humas DPRD Kaltim/adv/mir) Editor: Arief Mujayatno

Satu Bulan Latihan di Korsel SAMARINDA. Tim taekwondo Kaltim berjuang keras untuk mempertahankan predikat juara umum PON. Selain berlatih keras selama puslatda, taekwondoin Kaltim juga menjalani try out dalam negeri. Namun itu dipandang belum cukup mengingat persaingan taekwondo secara nasional terbilang berat. Taekwondoin Benua Etam rencananya akan bertolak ke Korea Selatan, tepatnya Kota Suwon, Provinsi Kyongki Do. 10 taewondoin akan berlatih di wadah khusus selama satu bulan. "Keberangkatan ini merupakan dukungan dari bapak angkat taekwondo. Rencananya taekwondo menjalani training camp selama satu bulan," ujar Alfons T Lung, sekum Pengprov TI Kaltim kepada Sapos. Di negara asal tempat taekwondo ditemukan itu, Junaidi Alfred dkk tak hanya latihan. Mereka juga akan menjalani lawan tanding dengan taekwondoin Negeri Ginseng yang terkenal memiliki kualitas bagus. Pengalaman ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan taekwondoin dari segi teknik maupun fisik. "Selain latihan teknik dan fisik, sesekali mereka akan sparring dengan taekwondoin Korea," ungkapnya. PELATIH KOREA Sementara itu, Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim tak hanya fokus mempersiapkan atlet yang akan bertanding di PON Riau. Sejak jauh hari organisasi yang dipimpin Andi Harun ini juga mempersiapkan atlet nomor poomsae (seni) di masa mendatang. Alfons mengatakan Kaltim mendapat bantuan dari Kedutaan Besar Korea Selatan dalam tenaga pelatih poomsae. Lee Jae Wook, pelatih yang diutus Kedubes Korsel melalui Korea Internasional Cooperation Agency (Koica) untuk menangani atlet poomsae Kaltim. "Tahun ini ada enam pelatih untuk taekwondo yang disebar ke seluruh Indonesia. Salah satunya Lee Jae Wook yang akan menangani poomsae Kaltim," jelas Alfons. Lee akan melatih atlet poomsae untuk SMP dan SMA. Masa kerjanya dua tahun terhitung sejak 23 Juni lalu. Saat ini Lee masih melakukan orientasi lapangan. Dengan kedatangan Lee, lanjut Alfons, diharapkan bisa memaksimalkan poomsae. Untuk PON Riau, nomor poomsae Kaltim tidak lolos ke PON. "Kaltim ini minim pelatih poomsae. Dengan pengalaman Lee, diharapkan bisa meningkatkan prestasi poomsae," tegasnya. (nin)

dojang

Dapat Medali, Bonus Cash And Carry Senin, 10 September 2012 Dapat Medali, Bonus Cash And Carry Janji Andi Harun untuk Atlet Taekwondo SAMARINDA. Para taekwondoin Kaltim yang akan berlaga di PON XVIII/2012 di Riau, dipastikan tampil dengan semangat ganda. Pasalnya Ketua Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim, H Andi Harun menjanjikan bonus tunai. Ya, Andi Harun menegaskan kalau dirinya akan langsung memberikan bonus pada taekwondoin peraih medali. "Begitu taekwondoin kita dapat medali, maka bonus cash and carry saya berikan di arena pertandingan," terang Andi Harun. Pernyataan tersebut disampaikannya di sela-sela pelepasan atlet taekwondo Kaltim kemarin siang, di Dojang Taekwondo di kawasan Polder Air Hitam, Jl AW Sjahranie. Kaltim sendiri meloloskan 10 taekwondoin di PON kali ini. Sementara untuk cabor taekwondo dimulakan mulai 14-17 Oktober mendatang. Andi Harun mengatakan, para taekwondoin diharapkan mampu mempertahankan gelar juara yang direbut Kaltim pada PON 2008 lalu. "Tugas tersebut memang tidaklah mudah, tetapi saya yakin kalian bisa melakukannya dengan terlebih dahulu bermimpi untuk itu. Di Riau kalian wujudkan mimpi tersebut," ujar Andi Harun dalam sambutannya. Ia juga menjelaskan, di acara kemarin baju yang dikenakan atlet, pelatih maupun ofisial taekwondo Kaltim diberi lambang satu bintang di dada kiri. Hal itu sebagai lambang kalau Kaltim sudah sekali menjadi juara di ajang besar seperti PON. "Sekarang kita harus bisa mewujudkan mimpi memasang dua bintang di baju kita usai PON nanti. Memang bukan pekerjaan mudah, tetapi dengan ambisi mengejar mimpi, saya yakin kalian bisa mendapatkannya," tegas Andi Harun yang langsung disambut ekspresi penuh semangat atletnya. Pada perhelatan PON 2008 lalu, Kaltim merebut lima emas dan memastikan diri menjadi juara. Di Riau nanti, Andi Harun juga mengestimasikan jumlah yang sama untuk mempertahankan gelar juara. "Persaingan saya pikir bakal lebih ketat. Tapi kita sudah bisa membuktikannya di Kaltim 2008 lalu. Selama 20 tahun lebih juara taekwondo tak pernah lepas dari pulau Jawa. Dan sekarang bertanding di tempat netral, kita akan bersaing kembali dengan daerah Jawa. Dengan lima atau enam emas, saya yakin kita bisa mempertahankan apa yang kita dapat di 2008," katanya lagi. Pada acara pelepasan itu pula, Andi Harun memberi apresiasi kepada atlet dan pelatih PON 2008. Sebanyak 20 unit motor diserahkan sebagai tanda terima kasih Andi Harun dan pengurus TI Kaltim atas perjuangan atlet 4 tahun silam. "Untuk di Riau, saya tak bisa membeberkan apa yang akan saya berikan kalau atlet bisa mempertahankan gelar. Yang jelas pasti ada dan saya usahakan lebih besar nilainya dari yang ada sekarang," katanya mengakhiri. (upi/agi) Sumber : samarinda Pos